Saturday, April 13, 2013

Bagaimana Cara Mendapatkan Ide Untuk Startup (Bagian 1)

Tulisan berikut adalah terjemahan bebas dari esei Paul Graham berjudul "How To Get Startup ideas". Paul Graham adalah salah satu pendiri Y Combinator, program inkubasi startup terkenal di dunia dari silicon valley, AS. Tulisannya cukup panjang sehingga saya harus membagi dalam beberapa bagian. Dan ini adalah bagian pertama. 

Cara untuk mendapatkan ide-ide startup adalah dengan tidak mencoba untuk memikirkan ide-ide startup. Caranya adalah dengan mencari permasalahan yang butuh penyelesaian, terutama masalah yang Anda miliki sendiri.

Ide-ide startup terbaik cenderung memiliki tiga kesamaan: sesuatu yang diinginkan oleh pendiri startup sendiri, mereka dapat membangunnya sendiri, dan bahwa beberapa orang lain menyadari hal tersebut layak dilakukan. Microsoft, Apple, Yahoo, Google, dan Facebook semua dimulai dengan cara ini.

Masalah


Mengapa begitu penting untuk bekerja pada masalah yang Anda miliki? Salah satu alasannya adalah untuk memastikan masalah tersebut benar-benar ada. Ini memang terdengar sangat jelas, namun nyatanya kebanyakan startup membuat kesalahan yang sama dengan mencoba memecahkan masalah yang tidak dimiliki siapapun.

Saya sendiri pernah melakukan kesalahan tersebut. Pada tahun 1995 saya mendirikan sebuah perusahaan untuk menempatkan galeri seni di internet. Tapi faktanya tidak ada galeri seni yang ingin menjadi online. Bisnis karya seni tidak bekerja seperti itu. Lalu kenapa saya menghabiskan waktu 6 bulan bekerja pada ide bodoh tersebut? Karena saya tidak memperhatikan pengguna. Saya menciptakan sendiri sebuah model dunia dalam benak saya yang tidak sesuai dengan realitas, kemudian bekerja berdasarkan ide itu. Saya tidak melihat model saya keliru sampai saya mencoba untuk meyakinkan pengguna membayar apa yang telah kami bangun. Dan biarpun begitu, cukup lama buat saya untuk memahami kekeliruan tersebut. Saat itu, saya begitu terikat oleh model yang saya bangun sendiri tentang dunia, dan saya rela menghabiskan banyak waktu mengembangan perangkat lunaknya. Saya yakin benar orang akan menginginkannya.

Mengapa begitu banyak pendiri startup membangun sesuatu yang tidak diinginkan orang lain? Karena mereka memulai dengan mencoba untuk memikirkan ide-ide startup. Ini seperti pisau bermata dua, satu sisi memang bisa menghasilkan ide-ide bagus, namun di sisi lain bisa menghasilkan ide-ide buruk yang terdengar cukup masuk akal yang mendorong Anda bekerja pada ide buruk tersebut.

Di YC kita menyebut ide-ide tersebut sebagai ide "yang dibuat-buat" atau ide "komedi situasi". Bayangkan salah satu karakter dalam acara sitcom di TV diceritakan memulai usaha startup. Para penulis skrip harus mengarang suatu ide yang terlihat hebat yang bisa dikerjakan si karakter. Tapi mencari ide-ide startup yang baik itu sangat sulit. Tidak bisa dibuat-buat. Sehingga (kecuali mereka luar biasa beruntung) penulis akan mengarang sebuah ide yang terdengar masuk akal, tapi benar-benar buruk.

Sebagai contoh, sebuah jejaring sosial untuk pemilik hewan peliharaan. Ini tidak langsung terdengar keliru, karena ada jutaan orang di luar sana yang memiliki hewan peliharaan. Kebanyakan mereka sangat peduli dengan hewan peliharaannya dan rela menghabiskan banyak uang untuk itu. Wajar jika banyak dari mereka ingin sebuah situs di mana mereka bisa berbicara dengan pemilik hewan peliharaan lainnya. Mungkin tidak semuanya, tapi jika ada 2 atau 3 persen saja dari mereka yang berminat, Anda sudah memiliki jutaan pengguna potensial. Anda bisa meraih keuntungan dari menjual penawaran-penawaran tertentu, atau mungkin menawarkan fitur premium berbayar.

Bahaya dari ide seperti ini adalah ketika Anda menanyakan pendapat ke teman-teman Anda yang memiliki hewan peliharaan, mereka tidak mengatakan "Saya tidak mau menggunakannya". Mereka akan mengatakan "Ya, mungkin saya akan menggunakannya". Bahkan ketika diluncurkan, ide ini masih terdengar masuk akal untuk banyak orang. Tapi mereka tidak ingin menggunakannya sendiri, setidaknya untuk saat ini, tapi mereka bisa membayangkan orang lain menginginkannya. Jumlahkan reaksi yang sama di seluruh populasi, dan Anda akan mendapatkan nol pengguna.

Sumur


Ketika sebuah produk diluncurkan, harus ada setidaknya beberapa pengguna yang benar-benar membutuhkannya, bukan hanya sejumlah orang yang bisa membayangkan dirinya akan menggunakan produk tersebut suatu hari nanti. Biasanya kelompok awal pengguna ini jumlahnya kecil, dengan alasan sederhana: jika ada sesuatu yang dibutuhkan banyak orang dan itu bisa dibangun ke versi satu dalam sejumlah usaha tertentu, kemungkinan besar ide tersebut sudah pernah dibuat orang.

Yang berarti Anda harus berkompromi antara dua tipe ide: pertama, membangun sesuatu yang banyak diinginkan orang dalam jumlah kecil, kedua, membangun sesuatu yang sedikit orang menginginkannya tapi dalam jumlah besar. Pilihlah yang kedua. Tidak semua ide dari tipe ini adalah ide startup yang baik, tapi hampir semua ide startup yang baik adalah dari tipe tersebut.

Bayangkan sebuah grafik dengan sumbu x mewakili jumlah orang yang mungkin menginginkan apa yang Anda buat dan yang sumbu y yang mewakili seberapa banyak mereka menginginkannya. Jika Anda membalikkan skala pada sumbu y, Anda dapat membayangkan perusahaan sebagai sebuah lubang. Google adalah sebuah kawah besar: ratusan juta orang menggunakannya, dan mereka membutuhkan dalam jumlah banyak. Sebuah startup yang baru mulai tidak bisa berharap untuk menggali volume sebanyak itu. Jadi, Anda memiliki dua pilihan tentang bentuk lubang yang Anda mulai. Anda dapat menggali lubang yang luas tapi dangkal, atau lubang yang sempit tapi dalam, seperti sumur.

Ide startup yang dibuat-buat biasanya dari jenis pertama (luas tapi dangkal). Banyak orang yang "agak" tertarik dengan situs jejaring sosial untuk pemilik hewan peliharaan.

Hampir semua ide startup yang baik adalah dari jenis kedua. Microsoft adalah sebuah "sumur" ketika mereka membuat Altair Basic. Hanya ada beberapa ribu orang yang memiliki Altair, tapi tanpa software Microsoft mereka mesti menggunakan bahasa mesin yang sulit. Tiga puluh tahun kemudian Facebook memiliki bentuk yang sama. Situs pertama mereka secara eksklusif dibuat untuk mahasiswa Harvard, yang hanya beberapa ribu orang, tapi mereka sangat menginginkannya.

Bila Anda memiliki ide untuk startup, tanyakan pada diri Anda sendiri: siapa yang menginginkannya saat ini? dan berapa orang yang sangat menginginkan produk Anda biarpun pada versi awal mungkin penuh dengan kekurangan di sana-sini dan biarpun mereka tahu pembuatnya adalah dua orang pendiri startup yang belum pernah mereka dengar sebelumnya? Jika Anda tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, ide Anda mungkin tidak sebagus yang Anda kira.

Ide Anda tidak perlu benar-benar sesempit "sumur", tapi kedalaman "sumur"-lah yang Anda butuhkan; Anda mendapatkan sempitnya "sumur" sebagai produk sampingan saat Anda mengoptimalkan kedalaman (dan kecepatan). Tapi Anda akan hampir selalu mendapatkannya. Dalam prakteknya hubungan antara kedalaman dan sempitnya "sumur" begitu kuat sehingga ketika Anda tahu bahwa ide Anda akan menarik sekelompok pengguna tertentu maka itu adalah sebuah pertanda baik.

Grafik permintaan yang berbentuk "sumur" memang diperlukan untuk menilai ide startup Anda bagus atau tidak, tapi itu saja tidak cukup. Jika Mark Zuckerberg membuat sesuatu yang hanya menarik untuk mahasiswa Harvard, mungkin Facebook tidak akan sesukses sekarang. Facebook adalah ide yang bagus karena dimulai dengan pasar kecil sebagai "jalan keluar ke jalur cepat". Mahasiswa di manapun memiliki kemiripan, sehingga jika Anda membangun produk yang sangat disukai di Harvard maka dia juga akan disukai di perguruan tinggi lainnya. Jadi Anda bergerak dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lain. Setelah Anda mendapatkan semua mahasiswa sebagai pengguna, Anda akan mendapatkan orang lain hanya dengan membiarkan mereka masuk.

Hal yang sama juga dilakukan Microsoft, program Basic yang mereka buat awalnya ditujukan untuk pengguna Altair; lalu mereka membuat Basic untuk mesin lainnya, lalu mereka membuat perangkat lunak lain selain Basic, lalu mereka membuat sistem operasi Windows, lalu program aplikasi lain, dan akhirnya mereka menjual saham ke publik (IPO).

Sendiri


Bagaimana Anda tahu apakah ada "jalan keluar" dari sebuah ide? Bagaimana Anda tahu sebuah ide itu hanyalah kuman dari sebuah perusahaan raksasa, atau produk yang bagus? Seringkali Anda tidak bisa mengetahuinya. Para pendiri Airbnb tidak menyadari pada awalnya seberapa besar pasar mereka. Awalnya mereka memiliki ide yang jauh lebih sempit. Produk mereka awalnya ditujukan buat pemilik rumah agar bisa menyewakan ruang di rumah mereka selama konvensi berlangsung di kotanya. Mereka tidak mengira penggunanya akan meluas, yang mendorong mereka terus berkembang. Yang mereka tahu pada awalnya adalah ide mereka akan jadi sesuatu. Itu mungkin sebanyak yang diketahui Bill Gates atau Mark Zuckerberg pada awalnya.

Namun terkadang "jalan keluar" sebuh ide sudah jelas terlihat dari awal. Dan kadang saya sendiri bisa melihat "jalan keluar" itu yang tidak dilihat orang, itulah salah satu spesialisasi kami di YC. Tapi ada batas untuk seberapa baik ini bisa dilakukan, tidak peduli berapa banyak pengalaman yang Anda miliki. Yang paling penting untuk memahami tentang jalan keluar dari ide awal ini adalah menerima fakta bahwa ini adalah sulit untuk dilihat.

Lalu, jika Anda tidak dapat memprediksi apakah ada "jalan keluar" dari sebuah ide, bagaimana Anda bisa menentukan mana ide yang mesti dikerjakan? Jawabannya cukup mengecewakan tapi menarik: jika Anda adalah "orang yang tepat", Anda memiliki semacam firasat tentang hal tersebut. Jika Anda adalah yang terkemuka pada bidang yang berubah dengan cepat, saat Anda memiliki firasat bahwa sesuatu itu layak untuk dikerjakan, Anda lebih mungkin untuk menjadi benar.

Dalam Zen and the Art of Motorcycle Maintenance, Robert Pirsig mengatakan:

Anda ingin tahu bagaimana cara melukis sebuah lukisan yang sempurna? Sangat mudah. Buatlah diri Anda sempurna, lalu mulailah melukis secara alami.

Saya banyak memikirkan kalimat ini sejak membacanya di SMA. Saya tidak yakin sejauh mana nasihat ini berguna untuk bidang melukis secara spesifik, tapi nasihat ini cocok dengan situasi kita. Secara empiris, cara untuk memiliki ide startup yang baik adalah untuk menjadi orang yang memiliki ide-ide tersebut.

Sebagai yang terkemuka pada suatu bidang tidak berarti Anda harus menjadi salah satu orang yang mendorong perubahan tersebut. Anda juga bisa menjadi yang terkemuka sebagai pengguna. Ide Facebook tidak terlihat bagus oleh Mark Zuckerberg saat itu karena dia seorang programmer, tapi karena Mark sudah hidup dengan komputer sedemikian lama. Jika Anda menanyakan orang usia 40 tahunan di tahun 2004 apakah mereka mau mempublikasikan kehidupan mereka yang semi-publik di Internet, mereka pasti ngeri mendengarnya. Tapi Mark sudah hidup secara online sehingga dia sangat alami dengan hal tersebut.

Paul Buchheit mengatakan bahwa orang yang terkemuka di bidang yang berubah dengan cepat "hidup di masa depan." Jika digabungkan dengan kata-kata Pirsig di atas, Anda akan mendapatkan:

Hidup di masa depan, kemudian membangun apa yang hilang saat ini.

Begitulah cara umumnya startup sukses dimulai. Baik Apple, Yahoo, Google atau Facebook tidak dimulai oleh pendirinya sebagai perusahaan. Mereka tumbuh dari apa yang dibuat oleh pendirinya karena melihat "celah" di dunia ini.

Jika Anda perhatikan cara pendiri startup sukses menemukan ide mereka, umumnya adalah hasil dari beberapa stimulus eksternal yang bertemu dengan pikiran yang sudah siap. Bill Gates dan Paul Allen mendengar tentang Altair dan berpikir "Saya yakin kita bisa menulis interpreter Basic untuk itu". Drew Houston menyadari dia lupa membawa USB flash disk dan berpikir "Saya benar-benar perlu untuk menaruh seluruh file saya online". Banyak orang mendengar tentang Altair. Banyak orang lupa membawa USB flash disk-nya. Alasan mengapa stimulus-stimulus tadi membuat para pendiri startup memulai sebuah perusahaan adalah karena pengalaman telah membuat pikiran mereka selalu siap melihat setiap peluang yang mereka temukan.

Istilah yang Anda ingin gunakan sehubungan dengan ide startup bukanlah "pikirkan" tapi "perhatikan". Di YC kami menyebut ide-ide yang tumbuh secara alami dari pengalaman pendiri startup sendiri adalah ide "organik". Hampir semua startup sukses memulai dengan cara ini.

Ini mungkin tidak seperti yang Anda harapkan. Ketika membaca tulisan ini Anda mungkin berharap sebuah resep jitu untuk mendatangkan ide-ide startup, tapi saya malah mengatakan bahwa kuncinya adalah memiliki pikiran yang disiapkan dengan cara yang benar. Biarpun mungkin mengecewakan, ini adalah kebenaran. Dan ini sebenarnya juga semacam resep, hanya saja mungkin butuh waktu cukup lama menyiapkannya, mungkin setahun, tidak bisa sehari dua hari.

Jika Anda bukan yang terkemuka dalam bidang tertentu yang berubah cepat, Anda masih bisa mendapatkannya. Misalnya, siapa saja yang cukup pintar mungkin bisa jadi ahli pemrograman (misalnya membangun aplikasi mobile) dalam setahun. Karena startup yang sukses akan mengkonsumsi setidaknya 3-5 tahun hidup Anda, persiapan satu tahun untuk belajar adalah bentuk investasi yang wajar. Terutama jika Anda juga mencari teman pendiri (co-founder).

Anda tidak harus belajar pemrograman untuk bisa menjadi yang terkemuka di sebuah bidang yang berubah cepat. Bidang lain juga berubah cepat. Tapi belajar pemrograman akan membantu Anda untuk masa yang akan datang. Seperti yang dikatakan Marc Andreessen, software sedang memakan dunia, dan tren ini hanya akan berjalan beberapa dekade lagi.

Mengetahui pemrograman juga berarti bahwa ketika Anda memiliki suatu ide, Anda akan dapat menerapkannya. Memang ini tidak jadi keharusan (Jeff Bezos pendiri Amazon juga tidak bisa pemrograman) tapi itu akan jadi keuntungan buat Anda. Ketika Anda misalnya sedang mempertimbangkan ide seperti meletakkan sebuah buku perguruan tinggi secara online, suatu keuntungan buat Anda jika Anda tidak sekedar berpikir "Itu ide yang menarik", tapi Anda juga berpikir "Saya akan mencoba membangun versi prototipe-nya malam ini".

Keuntungan yang lain adalah ketika Anda dan teman pendiri Anda sama-sama seorang programmer sekaligus pengguna produk Anda, siklus pengembangan versi baru dan mengujinya pada pengguna dapat terjadi cukup dalam benak Anda tanpa harus membuatnya terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment