Thursday, April 11, 2013

Startup = Pertumbuhan (Bagian 1)

Tulisan berikut adalah terjemahan bebas dari esei Paul Graham berjudul "Startup = Growth". Paul Graham adalah salah satu pendiri Y Combinator, program inkubasi startup terkenal di dunia dari silicon valley, AS. Tulisannya cukup panjang sehingga saya harus membagi dalam beberapa bagian. Dan ini adalah bagian pertama. 

Startup adalah perusahaan yang dirancang untuk tumbuh dengan cepat. Perusahaan yang baru didirikan tidak sendirinya menjadikan dia sebagai startup. Startup juga tidak harus bergerak di bidang teknologi, atau memiliki investor, atau memiliki semacam "exit strategy". Satu-satunya hal yang penting dari startup adalah pertumbuhan, semua hal selain itu mesti dikaitkan dan mengacu pada pertumbuhan ini.

Untuk Anda yang berencana menjalankan startup, sangat penting untuk memahami hal tersebut. Menjalankan startup itu sedemikian sulit sehingga Anda tidak bisa sekedar ditunjukkan arah yang mesti dijalani kemudian berharap mendapat kesuksesan. Anda mesti tahu bahwa pertumbuhan adalah yang harus Anda kejar. Kabar baiknya, jika Anda mendapatkan pertumbuhan ini, segala sesuatunya akan berjalan dengan semestinya. Yang berarti Anda dapat menggunakan pertumbuhan seperti kompas untuk hampir setiap keputusan yang Anda hadapi.

Redwoods

Mari kita mulai dengan perbedaan yang seharusnya jelas tapi sering diabaikan: tidak setiap perusahaan yang baru didirikan adalah startup. Jutaan perusahaan baru didirikan setiap tahunnya di Amerika Serikat. Namun hanya sebagian kecil yang masuk ke dalam kategori startup. Kebanyakan dari mereka adalah bisnis berbasis layanan seperti restoran, usaha tempat potong rambut (barbershop), tukang pipa, dan lain sebagainya. Perusahan-perusahaan ini bukanlah startup, kecuali dalam kasus spesial. Bisnis potong rambut, misalnya, tidak dirancang untuk tumbuh cepat seperti halnya bisnis mesin pencarian (search engine).

Ketika saya mengatakan startup dirancang untuk tumbuh dengan cepat, yang saya maksud adalah dalam dua pengertian. Pertama, startup semestinya dirancang untuk itu, karena kebanyakan startup gagal melakukannya (tumbuh dengan cepat). Pengertian yang lain adalah startup memang berbeda secara alami dari jenis usaha lain, seperti halnya bibit redwood memiliki takdir yang berbeda dari biji kecambah.

Perbedaan itulah yang menyebabkan kita menggunakan istilah khusus, "startup", untuk perusahaan yang dirancang untuk tumbuh cepat. Jika semua perusahaan pada dasarnya sama, tapi karena keberuntungan dan kerja keras pendirinya saja kemudian ada yang bisa berkembang dengan cepat, maka tidak perlu ada istilah khusus untuk itu. Kita hanya perlu membicarakan tentang perusahaan yang luar biasa sukses dan perusahaan yang kurang sukses. Namun pada kenyataannya startup memiliki DNA yang berbeda dari usaha lainnya. Google bukan sekedar usaha "potong rambut" dengan pendiri yang luar biasa beruntung dan bekerja keras. Google memang berbeda sama sekali sejak awal.

Untuk tumbuh pesat, Anda perlu membuat sesuatu yang bisa dijual ke pasar yang besar. Itulah perbedaan antara Google dan usaha potong rambut. Bisnis potong rambut tidak dirancang untuk berkembang ke pasar yang lebih luas.

Untuk tumbuh sangat besar, sebuah perusahaan harus (a) membuat sesuatu yang diinginkan banyak orang, dan (b) menjangkau dan melayani orang-orang tersebut. Usaha potong rambut masih bisa memenuhi persyaratan (a), karena hampir semua orang butuh orang lain untuk memotong rambut mereka. Masalahnya, seperti halnya usaha ritel, adalah persyaratan (b), karena usaha potong rambut melayani pelanggan secara pribadi. Biarpun ada beberapa orang yang rela jalan jauh untuk memotong rambutnya, namun tidak ada usaha tempat potong rambut yang mau mengakomodasi mereka.

Menulis software adalah cara yang bagus untuk memenuhi persyaratan (b), tetapi Anda masih bisa terbatas di (a). Jika Anda membuat perangkat lunak untuk mengajarkan orang Tibet berbicara bahasa Hungaria, misalnya, Anda mungkin bisa menjangkau sebagian besar orang yang menginginkannya, tapi tidak akan ada banyak dari mereka. Namun, kalau Anda membuat perangkat lunak untuk mengajarkan Bahasa Inggris ke orang China, maka Anda berada di wilayah startup.

Kebanyakan jenis usaha terbatas hanya pada (a) atau (b) saja. Oleh sebab itu, startup yang sukses adalah mereka yang tidak terbatas dalam (a) atau (b) saja, tapi memenuhi keduanya.

Ide-Ide

Sepintas memang terkesan kalau bisnis startup lebih baik daripada bisnis lainnya. Jika Anda akan memulai bisnis baru, mengapa tidak memulai pada jenis usaha yang paling potensial (startup)? Jawabannya tidak selalu benar seperti itu. Mekanisme pasar yang adil akan selalu melindungi kesetaraan usaha (ini juga alasan kenapa tidak semua usaha berbentuk startup).

Jika Anda menulis perangkat lunak untuk mengajarkan orang Tibet berbicara bahasa Hungaria, misalnya, hasil yang diperoleh mungkin tidak besar, tapi Anda tidak akan memiliki banyak pesaing. Sebaliknya, jika Anda menulis perangkat lunak untuk mengajarkan Bahasa Inggris ke orang Cina, Anda akan menghadapi persaingan yang ketat, namun hasilnya juga lebih besar.

Kendala yang membatasi perusahaan adalah yang juga melindungi mereka. Ini adalah tradeoff. Jika Anda membuka usaha potong rambut, calon pesaing Anda adalah tukang cukur lokal lainnya. Jika Anda memulai usaha mesin pencarian seperti Google, Anda harus siap bersaing dengan seluruh dunia, termasuk Google.

Namun, hal terpenting yang dilindungi batasan-batasan tadi bukanlah masalah kompetisi, melainkan kesulitan mencari ide-ide baru. Jika Anda membuka sebuah restoran di tempat tertentu, serta membatasi penjualan hanya pada lokasi tersebut, yang artinya juga melindungi Anda dari pesaing di tempat lain, maka batasan geografis ini juga membantu Anda menentukan perusahaan Anda. Restoran + lokasi tertentu adalah ide yang cukup untuk usaha kecil.

Sementara jika Anda memulai sebuah startup, Anda harus memikirkan sesuatu yang baru yang belum dipikirkan orang lain. Dan ide ini harus bisa mengantarkan Anda ke pasar yang luas. Jujur saja, ide-ide seperti ini sedemikian berharga sehingga hampir bisa dipastikan semua ide yang sudah jelas kemungkinan besar sudah diambil orang.

Ide-ide berharga itu sudah sedemikian banyak yang dipakai orang, sehingga umumnya startup harus mengerjakan sesuatu yang terabaikan oleh orang lain. Saya tadinya ingin menulis kalau kita harus membuat usaha sadar untuk menemukan ide-ide yang terabaikan ini. Tapi itu bukan bagaimana sebagian startup memulai usahanya. Startup biasanya sukses karena para pendirinya cukup berbeda dari orang lain sehingga bisa melihat sesuatu yang tidak dilihat kebanyakan orang. Mungkin tidak serta merta mereka menemukan ide baru tersebut, terkadang mereka harus melihat ke belakang untuk bisa menyadari kalau ide yang sebelumnya mereka pikir ide yang sudah jelas ternyata adalah ide yang baru dan potensial. Tapi saat ini, startup yang sukses umumnya memulai usaha dari ide yang mereka temukan secara tidak sengaja.

Yang berbeda dari para pendiri sukses adalah kemampuan mereka melihat suatu masalah yang berbeda dari orang lain. Umumnya mereka memiliki kombinasi yang baik antara pengetahuan tentang teknologi dan kemampuan menyelesaikan masalah dengannya. Dan karena teknologi berkembang begitu cepat, seringkali ide yang sebelumnya terlihat seperti ide yang buruk bisa berubah menjadi ide yang bagus tanpa ada yang memperhatikan.

Masalah yang dihadapi Steve Wozniak dulu adalah keinginannya untuk memiliki komputer sendiri di rumahnya. Masalah yang tidak lazim dimiliki orang pada awal tahun 70an. Tetapi perubahan teknologi kemudian membuat masalah tadi jadi jauh lebih umum. Dan karena Wozniak tidak hanya ingin memiliki komputer tapi juga tahu cara membuatnya, akhirnya diapun membuatkan satu untuk dirinya sendiri. Masalah yang dipecahkan untuk dirinya sendiri itu kemudian berubah menjadi solusi Apple bagi masalah jutaan orang lain di tahun-tahun mendatang. Dan ketika orang-orang mulai melihat pasar personal computer ini begitu besar, Apple sudah lebih dulu berdiri dan berjalan di bisnis ini.

Google pun memiliki sejarah pendirian yang serupa. Awalnya, Larry Page dan Sergey Brin, pendiri Google, ingin bisa mencari web dengan mudah. Tapi tidak seperti kebanyakan orang, mereka memiliki keahlian teknis baik untuk melihat bahwa mereka bisa membuat yang lebih baik dari mesin pencari yang ada saat itu, juga mengetahui bagaimana memperbaikinya.

Selama beberapa tahun ke depan masalah mereka menjadi masalah semua orang, yaitu ketika web tumbuh sedemikian pesat sehingga tidak perlu seorang Ahli untuk bisa melihat kalau algoritma pencarian yang ada tidak cukup baik. Tapi seperti yang terjadi dengan Apple, pada saat orang lain menyadari betapa pentingnya pencarian, Google telah kokoh menjalankan bisnis ini.

Itulah salah satu hubungan antara ide-ide startup dan teknologi. Perubahan yang cepat dalam satu area membawa solusi baru di area lain. Terkadang perubahan itu berbentuk kemajuan teknologi yang memunculkan solusi baru seperti yang terjadi dengan Apple (emajuan teknologi chip memungkinkan Steve Wozniak bisa merancang sebuah komputer sendiri). Tapi dalam kasus Google, perubahan yang terpenting adalah pertumbuhan web, bukan perkembangan teknologi (karena ide mesin pencarian sudah ada sebelumnya). Karena pertumbuhan (web) yang demikian besar, orang membutuhkan algoritma pencarian lebih baik.

Koneksi lainnya antara startup dan teknologi adalah bahwa startup menciptakan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu, dan cara-cara baru itu, dalam arti lebih luas, adalah teknologi baru. Ketika startup memulai dengan ide yang terinspirasi oleh perubahan teknologi dan membuat produk baru berbentuk teknologi baru, sangat mudah untuk mencampuradukkan keduanya. Tapi dua koneksi itu berbeda, dan pada prinsipnya orang bisa memulai startup yang tidak didorong oleh perubahan teknologi, maupun yang produknya mengandung teknologi baru.

No comments:

Post a Comment