Sunday, April 14, 2013

Bagaimana Cara Mendapatkan Ide Untuk Startup (Bagian 2)

Tulisan berikut adalah terjemahan bebas dari esei Paul Graham berjudul "How To Get Startup ideas". Paul Graham adalah salah satu pendiri Y Combinator, program inkubasi startup terkenal di dunia dari silicon valley, AS. Tulisannya cukup panjang sehingga saya harus membagi dalam beberapa bagian. Dan ini adalah bagian kedua, bagian pertama bisa anda baca di sini

Memperhatikan


Setelah Anda "hidup di masa depan", cara untuk memperhatikan ide startup baru adalah dengan cara memperhatikan hal-hal yang nampaknya "hilang" di sekitar Anda. Jika Anda benar-benar terkemuka pada bidang yang berubah dengan cepat, akan selalu jelas kalau ada hal-hal yang "hilang". Yang mungkin tidak jelas pada awalnya adalah hal-hal yang hilang tersebut bisa berubah jadi ide startup. Jadi jika Anda ingin menemukan ide startup, non-aktifkan filter "Apa yang hilang?", juga matikan filter-filter lain, terutama "Mungkinkah ini jadi sebuah perusahaan besar?". Ada banyak waktu untuk menguji hal itu nanti. Tapi jika Anda berpikir tentang hal tersebut di awal-awal, tidak hanya itu dapat menyisihkan banyak ide-ide yang baik, tetapi juga menyebabkan Anda fokus pada ide-ide yang buruk.

Kebanyakan hal yang "hilang" akan membutuhkan waktu sampai Anda bisa melihatnya. Anda mungkin sampai harus memainkan trik pada diri Anda sendiri untuk bisa melihat ide-ide di sekitar Anda.

Tapi Anda tahu ide-ide itu ada di luar sana. Karena kemungkinannya sangat kecil buat perkembangan teknologi untuk berhenti. Anda bisa memastikan bahwa orang akan membangun hal-hal baru dalam beberapa tahun ke depan yang akan membuat Anda berpikir "Apa yang saya pikirkan waktu itu?" tentang masalah yang mereka pecahkan. Dan ketika itu terjadi, masalah tersebut tampak sangat jelas sekali.

Jadi yang perlu Anda lakukan adalah mematikan filter yang bisa mencegah Anda dari melihat masalah-masalah tersebut. Cara terbaik adalah dengan menerima segala sesuatu di sekitar Anda apa adanya. Mereka yang paling berpikiran terbuka di antara kita pun kebanyakan melakukan hal itu. Anda tidak bisa bangun dari tempat tidur ke pintu depan jika Anda berhenti untuk mempertanyakan segala sesuatu.

Tetapi jika Anda sedang mencari ide-ide startup, Anda bisa mengorbankan beberapa efisiensi menerima status quo apa adanya dan mulai mempertanyakan banyak hal. Mengapa Inbox Anda kepenuhan? Karena Anda mendapatkan banyak email, atau karena sulit untuk mendapatkan email dari Inbox Anda? Mengapa Anda mendapatkan begitu banyak email? Apa masalah yang coba dihadapi orang ketika mengirim email? Apakah ada cara yang lebih baik untuk menyelesaikannya? Dan mengapa sulit untuk mendapatkan email dari Inbox Anda? Kenapa Anda menyimpan email setelah Anda membacanya? Apakah Inbox tempat yang efisien untuk itu?

Pertanyaan-pertanyaan ini bisa melukai efisiensi hidup Anda.

Keuntungan menerima status quo apa adanya tidak hanya akan membuat hidup Anda lebih efisien, tetapi juga membuat Anda lebih toleran menerima hidup Anda apa adanya. Jika Anda tahu tentang semua hal yang akan kita dapatkan dalam 50 tahun ke depan yang belum kita miliki saat ini, Anda akan melihat masa kini penuh dengan kekurangan, seperti halnya seseorang dari masa kini dikirim ke masa lalu.

Jadi ketika sesuatu mengganggu Anda, bisa jadi karena Anda hidup di masa depan.

Bila Anda menemukan masalah yang tepat, Anda mungkin melihatnya sebagai sesuatu yang jelas, setidaknya bagi Anda. Ketika kami memulai Viaweb, semua toko online dibangun sendiri oleh desainer web dengan membuat halaman HTML satu per satu. Saat itu jelas bagi kami sebagai programmer bahwa situs tersebut mestinya dibangun secara otomatis oleh perangkat lunak.

Yang berarti, menemukan ide-ide startup adalah tentang melihat sesuatu yang sudah jelas. Ini memang aneh, Anda mencoba untuk melihat hal-hal yang sudah jelas, namun Anda belum melihatnya.

Karena apa yang perlu Anda lakukan di sini adalah melonggarkan pikiran Anda sendiri, mungkin lebih baik untuk tidak terlalu sering melakukan serangan frontal langsung pada masalah - yaitu untuk duduk dan mencoba untuk memikirkan ide-ide. Rencana terbaik mungkin hanya untuk menjaga background process berjalan sendiri untuk mencari hal-hal yang tampak "hilang". Bekerjalah pada masalah yang sulit, terutama yang didorong oleh rasa ingin tahu, tapi miliki diri kedua mengawasi lewat bahu Anda, memperhatikan kesenjangan dan anomali.

Beri diri Anda waktu. Anda memiliki kontrol penuh atas secepat apa Anda bisa membuat pikiran selalu "siap", tetapi Anda memiliki sedikit kontrol terhadap rangsangan yang muncul dan memicu ide-ide baru. Jika Bill Gates dan Paul Allen membatasi diri untuk menemukan ide startup dalam satu bulan, bagaimana jika mereka memutuskannya sebulan sebelum Altair muncul? Mereka mungkin akan bekerja pada ide yang kurang menjanjikan. Sebelum Dropbox, Drew Houston bekerja pada ide yang juga kurang menjanjikan: ide untuk persiapan test sekolah (SAT). Tapi Dropbox adalah ide yang jauh lebih baik untuknya, baik secara kualitas ide maupun kesesuaian dengan tingkat keahliannya.

Cara yang baik untuk "mengelabui" diri Anda agar memperhatikan ide-ide startup adalah dengan bekerja pada proyek-proyek yang tampak menarik buat Anda. Jika Anda melakukannya, Anda secara alami akan cenderung untuk membangun hal-hal baru yang "hilang". Karena membuat sesuatu yang sudah ada itu tidak semenarik membuat sesuatu yang baru.

Seperti halnya berpikir tentang ide-ide startup cenderung menghasilkan ide yang buruk, bekerja pada hal-hal yang dianggap sebagai "mainan" sering menghasilkan ide-ide bagus. Ketika sesuatu digambarkan sebagai mainan, itu berarti dia memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan ide kecuali menjadi penting.

"Mainan" yang keren cenderung disukai pengguna. Tetapi jika Anda hidup di masa depan dan Anda membangun sesuatu yang keren yang disukai pengguna, mungkin lebih penting daripada yang dipikirkan orang.

Mikrokomputer tampak seperti mainan ketika Apple dan Microsoft mulai bekerja dengannya. Saya cukup tua untuk mengingat masa itu, istilah yang biasa kita sebut untuk orang-orang dengan mikrokomputer adalah "penggemar" (hobbyist). BackRub juga tampak seperti proyek ilmiah. Facebook hanya sebagai cara untuk mahasiswa bisa menguntit satu sama lain.

Di YC kami sangat tertarik ketika bertemu startup yang bekerja pada hal-hal yang buat kebanyakan orang dianggap mainan. Bagi kami itu bukti positif ide yang baik.

Jika Anda mampu melihat jangka panjang, Anda dapat mengubah "Hidup di masa depan dan membangun apa yang hilang" menjadi sesuatu yang lebih baik: 

Hidup di masa depan dan membangun apa yang tampaknya menarik.

Sekolah


Hal-hal di atas adalah yang lebih saya sarankan kepada mahasiswa daripada mempelajari tentang "kewirausahaan". "Kewirausahaan" adalah sesuatu yang dapat Anda pelajari dengan baik dengan cara mempraktekannya. Contoh-contoh dari pendiri startup paling sukses menunjukan hal itu secara jelas. Apa yang seharusnya Anda pelajari di sekolah adalah memaksa diri Anda hidup di masa depan. Sekolah adalah kesempatan yang tak tertandingi untuk melakukan itu. Buat apa membuang-buang waktu menyelesaikan persoalan sederhana padahal seharusnya Anda menyelesaikan persoalan yang lebih menantang dengan memulai startup dan menjadi orang yang memiliki ide-ide "organik". Lagi pula Anda tidak akan benar-benar belajar tentang "kewirausahaan", seperti halnya Anda tidak akan mempelajari tentang seks di kelas. Semua yang Anda pelajari adalah tentang istilah-istilah untuk sesuatu saja (bukan mempraktekannya).

Bentrokan domain merupakan sumber yang sangat bermanfaat untuk tumbuhnya ide-ide baru. Jika Anda tahu banyak tentang pemrograman dan Anda mulai belajar tentang beberapa bidang lain, Anda mungkin akan melihat masalah baru yang bisa diselesaikan dengan perangkat lunak yang biasa Anda buat. Bahkan, Anda dua kali lebih mungkin untuk menemukan masalah yang baik di domain lain, dengan alasan: (a) problem di domain lain kemungkinan tidak seperti seperti yang biasa dipecahkan oleh programmer, dan (b) karena Anda datang ke domain baru tanpa pengetahuan apapun, Anda bahkan tidak tahu apa status quo yang bisa Anda terima apa adanya.

Jadi jika Anda mahasiswa teknik komputer dan Anda ingin memulai startup, jangan mengambil kelas kewirausahaan, lebih baik mengambil kelas lain semisal kelas genetika. Atau lebih baik lagi, coba bekerja paruh waktu di perusahaan bioteknik.

Mahasiswa jurusan teknik komputer biasanya mengambil kerja praktek di perusahaan perangkat keras atau perangkat lunak. Ini keliru. Jika Anda ingin menemukan ide startup, lebih baik memilih kerja praktek di bidang lain yang tidak berhubungan sama sekali degan komputer.

Atau jangan mengambil kelas tambahan, dan langsung saja coba membuat sesuatu. Bukan suatu kebetulan kalau Microsoft dan Facebook memulai usaha mereka pada bulan Januari. Karena di Harvard pada bulan-bulan itu adalah minggu tenang, tidak ada perkuliahan, dimana mahasiswa menggunakan waktu tersebut untuk persiapan ujian akhir.

Tapi jangan juga Anda menyengajakan membuat sesuatu untuk jadi startup yang besar. Itu juga prematur. Buat saja sesuatu yang menurut Anda menarik. Sebaiknya dengan mahasiswa lain. Perguruang tinggi adalah tempat yang menarik untuk membuat Anda hidup di masa depan bukan hanya karena kelas-kelas perkuliahan, tapi juga karena Anda dikelilingi oleh orang-orang yang juga memiliki keinginan yang sama.

Jika Anda mengerjakan sebuah proyek dengan teman mahasiswa lain, bukan saja Anda bisa menghasilkan ide-ide organik, Anda juga akan memiliki tim yang organik. Dan secara empiris, kedua hal tersebut adalah kombinasi yang sempurna untuk startup yang sukses.

Waspadalah terhadap penelitian. Jika mahasiswa membuat sesuatu yang digunakan semua teman-temannya yang lain, itu sangat mungkin menjadi ide startup yang baik. Sementara disertasi PhD sangat mungkin untuk jadi kebalikannya. Untuk beberapa alasan, semakin banyak proyek yang dijadikan sebagai penelitian, semakin kecil kemungkinan ide itu menjadi ide startup.

Saya pikir alasannya adalah karena ide-ide yang dijadikan penelitian biasanya dibuat sempit dengan batasan-batasan ilmiah, sehingga proyek yang memenuhi batasan-batasan tersebut kemungkinannya kecil untuk memenuhi kendala ortogonal untuk memecahkan masalah pengguna. Sedangkan bila siswa (atau dosen) membangun sesuatu sebagai proyek sampingan, mereka secara otomatis tertarik ke arah pemecahan masalah pengguna - bahkan mungkin dengan energi tambahan yang berasal dari terbebasnya mereka dari batasan-batasan penelitian.

No comments:

Post a Comment